NAMA : Yunita Setianingsih
NPM : 168 11 683
KELAS : 2EA20
MATA KULIAH : Pendidikan
Kewarganegaraan ( Softskill )
DOSEN : Emilianshah
Banowo
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2013
Kata
Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya , penulis dapat menyelesaikan makalah Meningkatkan Pangan di Dalam Masyarakat dengan
baik dan lancar .
Makalah ini disusun untuk menambah
pengetahuan para pembaca tentang Meningkatkan Pangan di Dalam
Masyarakat. Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui
pendahuluan , pembahasan masalah , serta penarikkan garis kesimpulan dalam
makalah ini .
Makalah Meningkatkan Pangan di Dalam Masyarakat ini disajikan dalam konsep
dan bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami
makalah ini . Dengan makalah ini , diharapkan pembaca dapat memahami mengenai
hak dan kewajiban sebagai anggota warga negara .
Ucapan terimakasih penulis sampaikan
kepada Dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk berkarya menyusun makalah Meningkatkan Pangan di Dalam Masyarakat.
Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
memberikan bantuan berupa konsep dan pemikiran dalam penyusunan makalah ini .
Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca . Saran , kritik dan masukkan sangat penulis harapkan dari seluruh
pihak dalam proses membangun mutu makalah ini .
Bekasi , Mei 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pangan merupakan
kebutuhan utama bagi manusia. Di antara kebutuhan yang lainnya, pangan
merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup seseorang dapat
terjamin.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang semenjak dulu
hingga kini masih terkenal dengan mata pencaharian penduduknya sebagai petani.
Namun, dewasa ini Indonesia justru menghadapi masalah serius dalam situasi
pangan.
Pada dasarnya, permasalahan ketahanan pangan di Indonesia sebenarnya
tidak perlu terjadi. Hal ini dikarenakan Indonesia sebagai negara agraris
memiliki lahan yang sangat banyak dan subur, maka semestinya ketersediaan
pangan surplus. Namun, yang terjadi sekarang adalah ketahanan pangan di
Indonesia bermasalah, bahkan cenderung kedodoran. Ada banyak faktor, salah
satunya konversi lahan pertanian yang tinggi dan tingkat pertumbuhan penduduk
yang hampir tidak terkendali.
Menurut FAO, krisis pangan terjadi karena komoditas pangan tidak
terkelola dengan baik. Setiap negara mengupayakan penyelamatan sendiri.
Negara-negara yang dikenal pengekspor beras seperti Thailand dan Vietnam mulai
mengamankan terlebih dahulu kebutuhan dalam negeri. Mencermati fenomena ini,
pemerintah Indonesia patut melakukan peningkatan produksi pangan secara berkelanjutan.
Kemandirian pangan dan surplus produksi beras sebanyak 10 juta ton tahun 2014
harus dicapai.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah
dtitujukan untuk merumuskan permasalahan yang akan dibahas pada pembahasan
dalam makalah . Ada pun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ,
sebagai berikut :
1.
Masalah apa saja yang terjadi
terhadap ketahanan pangang di Indonesia?
2.
Bagaimana cara untuk meningkatkan
ketahanan pangan dalam masyarakat?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dalam makalah
ditujukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya pembahasan atas rumusan masalah
dalam makalah . Ada pun tujuan penulisan makalah , sebagai berikut :
1.
Memahami masalah apa
saja yang terjadi terhadap ketahanan pangang di Indonesia .
2.
Memahami cara untuk
meningkatkan ketahanan pangan dalam masyarakat.
1.4
MANFAAT PENULISAN
Manfaat
Penulisan dalam makalah ditujukan untuk mengetahui kegunaan nyata yang
merupakan hasil dari pembahasan masalah yang terdapat dalam makalah . Ada pun
manfaat penulisan sebagai berikut :
1.
Mengetahui masalah apa saja yang
terjadi terhadap ketahanan pangang di Indonesia .
2.
Mengetahui cara untuk meningkatkan
ketahanan pangan dalam masyarakat .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Masalah yang
terjadi terhadap ketahanan pangang di Indonesia
Pemerintah harus mendorong masyarakat untuk semakin memahami dan
memaknai pentingnya ketahanan pangan dalam pembangunan ekonomi nasional,
meskipun pemerintah kerap mengklaim Indonesia telah berhasil mencapai
swasembada pada beberapa komoditas pangan tertentu. Namun harus diakui
pencapaian swasembada belum mantap karena amat riskan digoyang krisis ekonomi.
Untuk itu setidaknya ada lima masalah mendasar yang menjadi alasan
penting menentukan arah pembangunan ketahanan pangan 2013. Yaitu:
Ø
Pertama, pangan adalah bagian dari
basic human need yang tidak ada substitusinya.
Ø
Kedua, pertumbuhan penduduk yang masih tinggi,
disadari atau tidak, mendorong terjadinya peningkatan kebutuhan terhadap pangan
(growing demand). Selain itu, peningkatan jumlah the middle class yang berhilir
pada peningkatan konsumsi pangan yang lebih banyak.
Ø
Ketiga, kerusakan lingkungan yang
diakibatkan antara lain oleh climate change yang sudah mengganggu produksi dan
produktivitas pangan nasional.
Ø
Keempat, kompetisi antara sumber
energi (bio fuel) dan sumber pangan yang dapat mengganggu suplai pangan.
Ø
Kelima, pentingnya kemandirian
pangan berkelanjutan serta masih adanya kerentanan dan kerawanan (baca krisis)
pangan di berbagai daerah.
Kelima hal mendasar itu mengindikasikan pentingnya sinergi antara pemerintah
pusat, daerah dan pelaku usaha untuk peningkatan produksi komoditas pangan.
Jika hanya mengandalkan peningkatan produksi untuk pencapaian surplus beras
sebanyak 10 juta ton, setidaknya sektor pertanian membutuhkan tambahan 2 juta
hektare (ha) lahan baru. Namun pencetakan sawah baru untuk mengembangkan
tanaman pangan dan menjamin ketahanan pangan di masa depan adalah pekerjaan
yang relatif sulit dan membutuhkan biaya besar.
2.2
Cara untuk
meningkatkan ketahanan pangan dalam masyarakat
Program peningkatan
ketahanan pangan dimaksudkan untuk mengoperasionalkan pembangunan dalam rangka
mengembangkan sistem ketahanan pangan baik di tingkat nasional maupun ditingkat
masyarakat. Pangan dalam arti luas mencakup pangan yang berasal dari tanaman,
ternak dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, protein lemak dan
vitamin serta mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia.
Ketahanan
pangan diartikan sebagai terpenuhinya pangan dengan ketersediaan yang cukup,
tersedia setiap saat di semua daerah, mudah memperoleh, aman dikonsumsi dan
harga yang terjangkau. Hal ini diwujudkan dengan bekerjanya sub sistem
ketersediaan, sub sistem distribusi dan sub sistem konsumsi.
Tujuan
program ketahanan pangan adalah :
1.
Meningkatnya
ketersediaan pangan.
2.
Mengembangkan
diversifikasi pangan.
3.
Mengembangkan
kelembagaan pangan.
4.
Mengembangkan
usaha pegelolaan pangan.
Pelaksanaan program peningkatan ketahanan pangan ini dioperasionalkan
dalam bentuk 4 (empat) kegiatan pokok sebagai berikut
:
Ø
Peningkatan mutu intensifikasi
yang dilaksanankan dalam bentuk usaha peningkatan
produktivitas melalui upaya penerapan teknologi tepat guna, peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam rangka penerapan
teknologi spesifik lokasi.
Ø
Peluasan areal tanam (ekstensifikasi) yang dilaksanakan
dalam bentuk pengairan serta perluasan baku lahan
dan peningkatan indeks pertanaman melalui percepatan pengolahan tanah, penggarapan lahan tidur dan terlantar.
Ø
Pengamanan produksi yang ditempuh melalui penggunaan teknologi panen yang tepat, pengendalian organisme pengganggu tanaman dan bantuan
sarana produksi terutama benih, pada petani yang lahannya mengalami puso.
Ø
Rehabilitas dan konservasi lahan dan air tanah
dan air tanah, dilaksanakan dalam bentuk upaya perbaikan
kualitas lahan kritis/marginal dan pembuatan terasering serta embung dan
rorak/jebakan air.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
pernyataan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa untuk mencapai
kestabilan ketahanan pangan di indonesia
kita harus menerapkan beberapa cara seperti berikut :
·
Meningkatkan tingkat produksi dalam
negeri
·
Mengerangi
kebijakan import yang berlebihan sehingga kebijakan import yang di capai bisa
efektif dan efisien.
·
Meningkatkan
sektor pertanian dan perikanan serta perternakan dan perkebunan yang merupakan
front line dari pada ketahanan pangan nasional tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar