Suku Togutil merupakan salah
satu suku teringgal yang ada di pedalaman Halmahera. Bagi orang ternate nama
‘TOGUTIL’ sama artinya dengan primitif, keterbelakangan,
kebodohan, ketertinggalan serta masih banyak lagi.
Sejarah orang orang suku
Togutil sendiri tidak jelas dan memiliki beberapa cerita. Ada yang bilang Suku
Togutil bermula dari perang antara bangsa Portugis dan pasukan Alifuru yang
merebutkan rempah rempah yang berada di tanah Maluku. Awalnya orang Portugis lah
yang menguasai perang tersebut, tapi tidak samapi di situ saja,pasukan Alifuru
pun tidak kehabisan akal dengan memakai lebah-lebah sebagai senjata mereka.
Tidak sedikit orang Portugis yang menjadi korban sengatan lebah-lebah itu.
Setelah mengetahui bahwa sengatan lebah membawa korban banyak untuk Portugis,
pasukannya langsung menembakan senjata yang sangat membabi buta,sampai pasukan
Alifuru mundur. Kesempatan ini di gunakan orang-orang dari bangsa Portugis yang
tersisa langsung melarikan diri dan mereka bermukim di
daerah Gunung Hum dan kemudian menamakan daerah tersebut Rum yang mengisyaratkan
bahwa daerah itu adalah tempat tinggal orang-orang yang berasal dari Rumawi.
Orang-orang Portugis di
daerah Hum/Rum tidak dapat tinggal dengan tenang dikarenakan orang-orang Galela
sering mengusik ketentraman mereka. Mereka pun kemudian memilih hijrah ke daerah
Tobelo dengan menepati bebukitan Karianga arah selatan daerah Wangongira,
Kusuri, lembah Kao, batang sungai kali Jodo menuju arah Tetewang. Sebagian dari
mereka menetap dan menyatu dengan masyarakat setempat. Untuk menghilangkan jejak
sebagai orang Portugis mereka pun belajar bahasa Tobelo dan berusaha keras
menghilangkan aksen bahasanya. Mereka kemudian hidup bergaul dengan orang Tobelo
dan Kao yang pada akhinya membuat kebanyakan orang Togutil berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Tobelo Boeng dan Modole. Upaya-upaya ini dilakukan untuk
menghindari kejaran pasukan Ternate dan Alifuru terhadap sisa-sisa orang
Portugis di Maluku Utara yang lari ke hutan.
Tetapi juga
ada cerita bahwa Suku Togutil itu sebenarnya penduduk pesisir yang lari ke hutan
karena menghindari pajak. Pada 1915 Pemerintah Belanda memang pernah
mengupayakan untuk memukimkan mereka di Desa Kusuri dan Tobelamo. Karena tidak
mau membayar pajak, mereka kembali masuk hutan dan upaya itu mengalami
kegagalan. Dari sini lah rupanya beredar cerita semacam itu. Namun cerita ini
rupanya juga tidak benar.
Namun, cerita-cerita
tersebut dibantah sejarawan Adnan Amal. Menurutnya, suku Togutil adalah satu
dari tiga suku asli di Maluku Utara.
Kehidupan Suku
Togutil
Suku Togutil menempati hutan
di selatan Halmahera Utara sampai ke hutan Wasilei di Halmahera Timur. Mereka
senang tinggal ditepian sungai. Rumah yang mereka buat, terbuat dari kayu,
beratap dari daun rumbia dan tidak berdinding. Mereka makan dengan menyantap
makanan mentah atau makanan yang telah di bakar. Dan mereka pun minum air
langsung dari sungai. Pola hidup suku Togutil yaitu nomaden atau
bepindah-pindah. Apabila mereka merasa bahan makanan ,seperti buah-buahan
,sayuran dan hewan yang ada di hutan sudah menipis, mereka akan pergike daerah
lainnya.
Mereka berperawakan tinggi besar, berkulit putih dan berhidung mancung.
Anak-anak perempuan mereka cantik-cantik dengan bola mata yang berwarna
bening-keabuan.
Pola hidup suku Togutil yang sudah berbaur dengan masyarakat dapat
dilihat dari kemampuan mereka dalam bercocok tanam umbi-umbian dan buah-buahan
serta tanaman tahunan sehingga hidupnya tidak lagi berpindah-pindah tempat.
Mereka juga sudah dapat menggunakan alat-alat pertanian dan berbusana dengan
baik.
Pendidikan Untuk Suku
Togutil
Perlunya pendidikan untuk
masyarakat Suku Togutil untuk terus menjalani kehidupannya, yang membuat mereka
lebih di hargai seperti orang-orang di sekelilingnya yang lebih modern.
Pendidikan yang di butuhkan untuk Suku Togutil bukanlah pendidikan yang memang
di butuhkan mereka untuk memudahkan mereka untuk tetap melangsungkan
kehidupannya, yang dengan mudah bisa cepat di pahami oleh mereka, yang tentu
saja belum mengenal sama sekali angka ataupun huruf.
Rencana kerja
:
· Karena Suku Togutil tidak bisa
berbahasa Indonesia maka saya akan belajar terlebih dahulu bahasa yang mereka
jalani,yaitu bahasa Tobelo karena membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk
mereka dapat berbahasa Indonesia dengan baik.
· Setelah mempelajari bahasa mereka ,
awalnya saya akan mendekatkan diri secara pribadi dengan mereka dengan
mempelajari cara mereka hidup sehari-hari. Karena memang bukanlah hal yang
mudahuntuk mendekatkan diri kepada mereka, karena sebagian besar dari mereka
hanya bersosialisasi dengan masyarakat atau anggota sukunya tersebut. Mereka
akan menganggap asing terhadap orang-orang yang baru dikenalnya.
· Saya akan memilih untuk mengajarkan
Suku Togutil cara bersosialisasi dengan kehidupan sekitar,maka saya memilih
pelajaran ‘Sosiologi’. Tentu saja saya tidak akan mengajarkan pelajaran
Sosiologi seperti apa yang di ajarkan guru-guru di sekolah yang lebih maju
perkembangannya. Mengapa demikian? Karena yang saya akan ajarkan adalah
orang-orang yang belum mengenal kehidupan yang sebenarnya.
· Dalam pembelajaran saya juga tidak
akan mengajar secara formal, mengingat masyarakat Togutil yang masih sangat
tertinggal. Saya akan mengajarkan lebih menyatu dengan kehidupannya sehingga
masyarakat Suku Togutil pun lebih mudah memahami yang saya
ajarkan.
Rencana pembelajaran
:
No
|
Materi
|
Penjabaran Materi
|
1.
|
Cara Kehidupan Bersosialisasi
|
a. bagaimana cara bersosialisasi dengan masyarakat di luar
Suku Togutil, dengan mengenalkan cara hidup masyarakat di luar Suku.
b. Mengajarkan bersosialisasi dengan sesama masyarakat Suku
Togutil untuk saling menghormati, menghargai dan untuk saling
membantu.
|
2.
|
Cara Berpakaian
|
a. Memberi pengarahan kepada masyarakat Suku Togutil untuk
berpakaian yang lebih layak, dengan menutup bagian-bagian yang seharusnya di
tutupi.
Ø Tentu saja harus ada bantuan dari Pemerintah untuk
menyalurkan pakaian-pakaian yang tentu saja sulit di dapat oleh masyarakat Suku
Togutil .
b. Tidak hanya berpakaian, tetapi juga mengajarkan
masyarakat nya untuk rutin membersihkan diri, agar tetap terjaga
kesehatannya.
|
3.
|
Cara untuk menjalani kehidupan
sehari-hari
|
a. Mengajarkan bagaimana memilih, ,membersihkan dan
mengolah makanan yang akan mereka santap,yang mengutamakan aspek kebersihan dan
gizi untuk teru menjaga kesehatan masyarakat Togutil.
b. Mengarahkan untuk menjaga kesehatan dengan tempat
tinggal yang mereka tempati agar layak dan aman untuk kesehatan mereka. Memberi
tahu bagaimana harusnya mereka membuat rumah yang aman, walaupun hanya dengan
bahan-bahan yang tersedia di dalam hutan.
|
Harapan untuk Suku Togutil
· Haparan utama yaitu agar mereka tidak
di anggap sebelah mata lagi oleh semua orang,dan mengangkat harkat martabat
mereka yang sebenarnya sama seperti masyarakat pada umumnya
· Di harapkan agar masyarakat Suku
Togutil mampu bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat di luar suku apabila
mereka mencoba untuk hidup di luar hutan tempat mereka tinggal
· Mampu memilih hal hal yang kesehatan
mereka
· Mampu beradaptasi dengan daerah di
luar hutan
Harapan untuk diri saya
sendiri :
· Mampu memahami bahwa di Indonesia
masih banyak sekali Suku-suku asli yang masih tertinggal, bahkan trisolasi dari
daerah luar yang lebih maju.
· Dapat memahami cara hidup mereka yang
jauh berbeda dari masyarakat pada umumnya, baik dari segi tempat tinggal,
berpakaian, cara hidup yang nomaden, cara mereka mencari dan mengolah makanan
bahkan cara mereka untuk berinteraksi dengan masyarakat luar
Suku.