Penalaran
adalah suatu proses berpikir dengan menggabung gabungkan bukti, petunjuk, dan
fakta untuk mengambil suatu kesimpulan. Terdapat dua jenis penalaran, yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif .
1.
Penalaran
Induktif
Penalaran
Induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan
atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Penalaran induktif bisa di dapat
dengan menggunakan tiga cara, yaitu :
a. Generalisasi
Generalisasi adalah
proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa
untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau
peristiwa itu. Sumbernya dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat
ahli, dan lain-lain. Contoh dari penalaran Induktif yang di dapat dengan menggunakan
cara Generalisasi adalah :
·
Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat
mengetahui arti tangisan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit
atau tidak nyaman.
b. Analogi
Analogi proses
membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian
berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Contoh dari Anologi
adalah :
·
Dalam riset medis, para peneliti
mengamati berbagai efek dari bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti
tikus dan kera, yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter anatomis
dengan manusia. Dari kajian itu, akan ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan
uji coba yang ditemukan pada binatang juga akan terjadi pada manusia.
c. Hubungan
Kausal
Penalaran induktif
dengan melalui hubungan kausal (sebab akibat) merupakan penalaran yang bertolak
dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi
dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang
muncul tanpa penyebab. Contoh dari hubungan kausal adalah :
·
Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung,
dia segera mengangkat jemurannya . Tindakannya itu terdorong oleh pengalamannya
bahwa mendung tebal (sebab) adalah pertanda akan turun hujan (akibat).
2.
Penalaran
Deduktif
Penalaran
deduktif adalah penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa atau kejadian
yang umum, yang kebenarannya sudah di ketahui atau di yakini, dan menuju suatu
kesimpulan.
Faktor –
faktor penalaran deduktif :
1.
Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi
Operasional
4. Instrumen
5.
Operasionalisasi
Beberapa jenis
penalaran Deduktif adalah :
a. Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari
tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek
simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
b. Silogisme
Hipotesis
Silogisme
Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi
konditional hipotesis.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
c. Silogisme
Alternatif
Silogisme
Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
d. Entimen
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh
Kalimat Deduktif adalah :
1. Burung
adalah hewan berkaki dua (premis minor)
2. Semua
burung bisa terbang (kesimpulan)
3. Burung
adalah hewan (premis mayor)